Pertama,
Abdurrahman bin Auf berbisnis untuk mencari keridhaan Allah semata. Ia adalah
saudagar yang jujur dan profesional. Ia senantiasa menghindari hal-hal yang
haram bahkan syubhat sekali pun.
Kedua, selalu berpikiran positif. Diantara ungkapan Abdurrahman bin
Auf yang menarik sekaligus menunjukan cara berpikir positif adalah, “Sungguh
kulihat diriku, seandainya aku mengangkat batu niscaya kutemukan di bawahnya
emas dan perak!” Para ahli saat ini mengatakan bahwa keajaiban berpikir positif
adalah saat Anda mengatakan “bisa”, maka Anda akan bisa. Abdurraman bin Auf
mengatakan bahwa ia mampu untuk menghasilkan uang, bahkan dengan kata-katanya:
mengangkat batu pun ia bisa menghasilkan emas dan perak. Secara tidak langsung,
ia yakin bahwa ia bisa menghasilkan uang dari setiap usaha dan perniagaannya.
Ketiga, hasil usaha serta kekayaan Abdurraman bin Auf tidak dinikmati
sendiri. Ia senantiasa berbagi dengan orang lain. Ia menyumbangkan hartanya
dengan sembunyi-sembunyi atau terang-terangan antara 40 ribu dirham, 40 ribu
dinar, 200 uqiyah emas, 500 ekor kuda, dan 1.500 ekor unta. Ia menyantuni 100
veteran Perang Badar yang masih hidup sebesar 400 dinar per orang.
Keempat, Abdurrahman bin Auf selalu berorientasi kepada akhirat.
Meskipun hidupnya begelimang harta dan kekayaan, itu tidak membuatnya lupa akan
akhirat. Bahkan kecintaannya kepada akhirat semakin kuat dan membara.
Abdurahman bin Auf seorang pemimpin yang mengendalikan hartanya, bukan harta
yang mengendalikannya.
Sumber
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !